3 Juli 2009

Teologi Memilih Capres 2009

It Was Published in Duta Masyarakat Newspapers

OPINI, 3 Juli 2009

Oleh : SYAHRUL KIROM, Alumnus Pondok Pesantren Tambakberas Bahrul Ulum, Jombang Jawa Timur.

Mendekati pemilu presiden 8 Juli 2009, suasana perpolitikan kian menghangat. Para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) mulai memasang kuda-kuda dan strategi politik untuk meraih simpati dan dukungan dari rakyat dan masyarakat Indonesia dengan berbagai manuver politik yang dilakukan dari para calon pemimpin.

Selain itu, tim sukses dari tiga capres dan cawapres mulai bergerak dan berkampanye untuk mengegolkan hasrat politik dari para calon pemimpinnya. Keberadaan tim sukses dari salah satu pasangan capres-cawapres adalah salah satu kunci untuk memobilisasi massa untuk? bisa mengatur ritme politik dalam menyukseskan? pilihan capresnya.

Namun demikian, dalam berkampanye dari capres dan cawapres harus juga mengedepankan etika politik yang santun, tidak boleh saling mengkritik dan bahkan menjatuhkan lawan politiknya. Politik adalah seni mencapai kekuasaan yang sudah seharusnya diperoleh dengan jalan yang baik, apabila?? tindakan memperoleh kekuasaan itu dilakukan dengan cara halal. Niscaya dalam kepemimpinan tersebut akan mendapat ridho dari Allah. Melainkan juga,? kemajuan dan? kesejahteraan rakyat serta kepentingan bangsa Indonesia akan segera dicapai.

Begitu pula, kekuasaan sudah seharusnya dijadikan tujuan dari para capres-cawapres untuk mendekatkan diri kepada Allah dan beribadahnya kepadanya, dengan jalan memberikan dan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin bangsa untuk mempedulikan nasib wong cilik dan menyejahterahkan kehidupan masyarakat Indonesia, bukan untuk kepentingan individu dan partai politiknya.

Karena itu, sudah seharusnya para capres-cawapres juga harus memiliki sifat-sifat yang baik dalam memimpin negara Indonesia. Sehingga eksistensi Tuhan yang maha pengasih, penyayang dan pemurah terejawantah dalam diri? para capres-cawapres yang akan memimpin negeri Indonesia tercinta ini.

Dalam konteks politik, teologi memainkan peranan penting dalam membangun watak dan perilaku para capres dan cawapres. Etika politik dan kesantunan berkomunikasi kepada publik adalah prasyarat mutlak untuk mencapai kekuasaan dan dukungan rakyat Indonesia dengan sikap demokratis.

Paradigma politik yang kotor seperti melakukan penggelembungan suara, penyuapan dalam pemilihan capres-cawapres, memberikan sembako untuk memilih capres perlu direduksi dari alam pikiran para politisi. Karena itu, nilai-nilai politik yang luhur dengan selalu mengedepankan kejujuran, transparan dan demokrasi perlu diimplementasikan dalam pemilu 2009.

Calon pemimpin
Karena itu, dalam pemilu presiden 8 Juli 2009, saya hanya berharap kepada masyarakat muslim di Indonesia, agar sebelum menentukan pemilihan calon pemimpin di antara Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, M Jusuf Kalla-Wiranto, Megawati-Prabowo. Alangkah, sebaiknya masyarakat Islam di Indonesia melakukan sholat Istikhoroh, untuk meminta petunjuk dari Allah Swt dalam mimpinya, manakah di antara ketiga capres-cawapres tersebut yang layak? untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan.

Secara teologis, sholat istikhoroh adalah langkah kritis-konstruktif dalam memohon kepada Allah swt, semoga diberikan petunjuk yang jelas untuk memilih pemimpin yang baik dan bertanggung jawab untuk mengabdi kepada rakyat Indonesia di tengah situasi krisis ekonomi global dan meningkatkannya pengangguran, kemiskinan dan kelaparan? yang ada dalam diri bangsa Indonesia.

Sementara itu, salat Istikharah adalah dialog spiritual langsung seorang muslim dengan Tuhan agar diberikan petunjuk dari Allah swt. Dalam menentukan? pilihan? capres-cawapres yang tepat. Melalui sholat Istikhoroh diharapkan mampu melahirkan perilaku serta keyakinan yang kuat guna mentransformasikan pilihan kita? dalam memilih pemimpin bangsa Indonesia untuk periode 2009-2014.

Teologi dalam memilih pemimpin melalui salat Istikharah adalah suatu keniscayaan yang harus dilakukan oleh umat Islam sebagai langkah? yang tepat, agar kita tidak salah lagi dalam memilih pemimpin? yang menyebabkan banyak masalah? bagi rakyat Indonesia.

Dengan begitu, masyarakat Islam di Indonesia harus kritis dan melek politik, kita jangan mudah tergoda dengan berbagai slogan politis, brosur, dan iklan politik yang dikampanyekan oleh capres-cawapres. Karena itu sesungguhnya janji-janji politik yang ditawarkan dalam berbagai iklan di televisi dan media cetak itu belum tentu diimpelementasikan secara genuine.

Karena itu, teologi pemilihan presiden 2009 dengan melakukan salat Istikharah perlu dilibatkan dalam diri umat Islam,? agar dikemudian hari calon pemimpin yang akan kita pilih, benar dan tepat sesuai dengan kepemimpinan Rasulullah. Kehadiran Tuhan perlu dilibatkan dalam pemilihan presiden 2009. Sebagai landasan fundamental untuk memohon petunjuk kepada Allah dalam menentukan pilihan yang? tepat, demokratis, jujur, amanah, ?berkualitas, bertanggung jawab dan bertakwa kepada Allah SWT.

Dengan demikian, janganlah memilih capres-cawapres karena ada kepentingan politik, kekeluargaan, sahabat

0 komentar:

Posting Komentar